Minggu, 23 November 2014

Media dan Origami



A.    Media Pembelajaran
1.      Pengertian Media
       Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
       Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar (abynajwablogspot.com diunduh pada tanggal 7 Oktober 2014 ).

2.      Media dalam Pembelajaran di TK
       Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
       Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
       Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang,dengar, termasuk teknologi perangkat keras. ( http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-media-dan-jenis-media.html di unduh tanggal 25 oktober 2014)
       Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.
       Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

B.     Melipat Kertas
1. Sejarah Origami
Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts’ai Lun.
Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak. Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanitaSuiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta. Kemudian seni ini berkembang mula-mula pada zaman Muromachi (1333-1568) dan kemudian pada zaman Edo (1603–1868). Karena harganya yang sangat mahal pada masa itu, penggunaannya terbatas hanya pada kegiatan-kegiatan seremonial seperti untuk Noshi.
Terpisah dari itu, berkembang pula kesenian melipat kertas di Eropa, yang disebarkan dari Mesir dan Mesopotamia ke Spanyol pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa barat. Sebuah karya origami tradisional berbentuk bangau. Untuk waktu yang lama, model-model yang dikenal hanya terbatas pada model-model tradisional seperti bangau di Jepang dan pajarita di Spanyol. Akira Yoshizawa(1911–2005) membuat inovasi dengan menciptakan model-model baru yang kemudian membawa perubahan besar dalam perkembangan origami. Beliau menciptakan sebuah sistem penggambaran sistemastis (yang disebut diagram)) untuk menunjukkan langkah-langkah pelipatan suatu model yang dapat disebarluaskan dan dipahami oleh banyak pihak. Sistem ini adalah dasar dari Sistem Yoshizawa-Randlettyang sekarang lazim digunakan untuk instruksi lipat model origami.
Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi. Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Dibandingkan kertas produksi mesin, serat dalam washi lebih panjang sehingga washi bisa dibuat lebih tipis, namun tahan lama, tidak cepat lusuh atau sobek. Origami merupakan kesenian tradisional dari Jepang.
Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong. Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yang terkenal kuat dan tidak mudah lusuh (http://nikicrystall.wordpress.com/mengenal-seni-melipat-kertas-jepang-atau-origami-kajian-dalam-perspektif-budaya/di di unduh pada  tanggal 30 Septemper 2014).
2. Paperfolder
Orang yang membuat origami disebut sebagai paperfolder (pelipat kertas). Kumpulan paperfolder berasal dari berbagai kumpulan orang-orang dengan latar belakang yang sangat berbeda seperti seniman, ilmuwan, atau juga para pecinta seperti ibu-ibu/orang dewasa, anak-anak dan remaja, bahkan para pendidik hingga ahli terapi.
3. Bahan Origami
Bahan dasar origami adalah kertas dan memang asal origami itu sendiri memang dari satu lembar kertas saja. Bahan dasar pembuatan origami sangat mudah diperoleh. Hal ini menjadikan origami sebagai seni yang dapat di akses oleh semua kalangan.
Beberapa karakteristik kertas yang digunakan untuk origami, antara lain : tipis, kuat, tidak mudah robek, dan tidak sulit untuk dilipat. Kertas origami sebaiknya tidak terlalu tipis dan tidak terlalu lentur seperti kertas tissue, jug tidak terlalu tebal seperti kertas karton.
4. Model Origami
Origami terdiri atas dua jenis model yaitu model tradisional dan model orisinal. Model tradisional merupakan model yang umun/popular dan biasanya tidak dikenal lagi siapa yang mendesain pertama kalinya, dan jumlahnya sangat banyak. Sementara model orisinal, merupakan karya-karya kontemporer buatan para pelipat kertas dan dicantumkan namanya sebagai hak cipta.
Model tradisional diajarkan turun-temurun secara lisan sesuai dengan ingatan dan pengalaman. Perkembangan model-model baru yang kompleks dan beragam, disajikan dalam bentuk set diagram yang bertujuan untuk memberi petunjuk, instruksi selangkah demi selangkah. Bentuk dan metode melipat disebut sebagai desain origami. Beberapa seniman origami menuangkan desainnya dalam bentuk diagram setelah model origaminya selesai. Jadi ide, gagasan, lalu desain hingga model sudah jadi lebih dulu, sedangkan satu set diagramnya dibuat belakangan.
5. Teknik Origami
Teknik dasar origami adalah melipat. Lipatan yang paling sederhana adalah lipatan valley (lembah), dimana sepotong kertas rata dilipat dengan ciri jika lipatan dikembalikan lagi garis lipatan akan membentuk suatu sungai/lembah. Lipatan dasar lainnya adalah lipatan mountain (gunung), dimana jika kertas dikembalikan lagi akan membentuk suatu bubungan yang terangkat atau bentukan gunung. Kedua lipatn ini berkebalikan yang menjadi dasar yang kompleks.
6. Manfaat Origami
Beberapa orang yang tergabung dalam kumpulan pecinta origami menggunakan origami sebagai jalan untuk mengekspresikan kreatifitasnya. Para ilmuwan, arsitek-arsitek, dan matematikawan mengeksplorasi geometri origami untuk keindahannya tersendiri dan aplikasi-aplikasi lainnya dalam bidang mereka. Para pecinta dari kalangan usia dewasa memanfaatkan origami untuk hobby, mengisi waktu luang, keindahan dan lain sebagainya.
Para pendidik menggunakan origami untuk membantu murid-murid mereka belajar. Sementara para ahli terapi menggunakan origami sebagai suatu alat untuk membantu pasien dalam memulihkan (recovery) dari penyakit. Bahkan origami sebagai sarana untuk memepelajari matematika seperti teori angka, kalkulus, analisis masalah, trigonometri, dan aljabar abstrak.
7. Origami untuk Anak Usia Dini
Origami untuk anak-anak merupakan bentuk aktifitas yang sangat menyenangkan. Keberhasilan melipat kertas terpancar dalam ekspresi anak saat mampu menyelesaikan lipatannya. Tidak hanya rasa senang yang didapatkan dari bermain origami namun juga penyaluran kreatifitas dan imajinasi anak, dan yang terpenting adalah ketarampilan dalam mengontrol dan melatih motorik halus. Belajar untuk tetap konsentrasi dan fokus dalam mengikuti langkah-langkah pembuatan suatu model origami adalah bentuk belajar sambil bermain. Semua hal tersebut diatas sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan anak memasuki usia sekolah.
Untuk anak usia dini bentuk lipatan masih berupa bentuk objek yang sederhana. Anak-anak belum dapat mengikuti tahapan lipatan yang kompleks. Belajar melipat pada anak dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
a.       Usia 2-3 tahun anak melipat kertas sembarang
b.      Usia 3-4 tahun anak melipat kertas dengan berbagai bentuk tetapi tidak teratur
c.       Usia 4-5 tahun anak melipat kertas lebih dari satu lipatan
d.      Usia 5-6 tahun anak melipat kertas menjadi suatu bentuk origami
Penilaian ditekankan pada proses daripada produk. Hasil evaluasinya sebaiknya tidak hanya dinilai dari karya anak namun lebih kepada uasah anak untuk menghasilkan karyanya.
Kesalahan yang lain adalah cara pendidik mengajarkan melipat tersebut. Anak tidak mau melipat kertas karena cara pendidik yang mengajarkan dengan media yang kurang menarik. Bagi guru kegiatan melipat kertas dapat sekaligus digunakan sebagai media pembelajaran terpadu. Mengawali kegiatan dengan bercerita adalah awalan yang baik sebelum mengajak anak berkreasi melipat kertas.
Pemberian reinforcement pada saat anak sedang mengerjakan sampai selesai adalah hal yang sangat penting dan berpengaruh pada anak. Kebanyakan anak dalam proses melipat tidak mampu melakukannya dengan sempurna. Hal itu tidak menjadi masalah karena konsep mengajarkan seni untuk anak bukan berpatokan pada hasil yang diharapkan tapi lebih pada proses.          

2 komentar:

TANYA UT