Minggu, 23 November 2014

Peningkatan motorik halus melalui kegiatan menggunting



A.    Media Pembelajaran
1.      Pengertian Media Pembelajaran Anak Usia Dini
       Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah memiliki arti antara, perantara,atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatau yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Ada beberapa batasan yanng dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian media, diantaranya :
1.    Fleming (1987)
Media adalah penyebab atau alat turut campur tengah dalam dua pihak atau mendamaikannya.
2.  Heinich dan kawan-kawan (1982)
Mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengatur formasi antara sumberdan penerima, jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan0bahan cetakan dan sejenisnya adalah medium.
3.  Hamidjojo dalam latuheru (1993)
Media adalah  semua bentuk perantara yang digunakan oleh manisa untuk menyampaikan  atau menyebarkan ide gagasan, atau pendapat sehingga ide atau pendapat yang dikemukan kan itu sampai kepada merima yang dituju (http://utarirismi140192.blogspot.com/2012/11/media pembelajaran-anak-usia-dini-oleh.html di unduh tanggal 7 Oktober 2014).
       Dari berbagai pendapat  tentang  pengertian  media, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikatif yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yanng bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

2.      Peran dan Kedudukan Media dalam Pembelajaran   
Kembali kepada arti penting media dalam proses belajar mengajar yang dapat mengantarkan kepada tujuan pendidikan, maka berikut ini akan diuraikan berbagai peranan media dalam proses belajar mengajar (Hamalik 1997, Sadiman, 2003).
a.       Memperjelas Penyajian Pesan dan Mengurangi Verbalitas
Sesuai dengan karakteristik dari media, maka penggunaan media dapat membantu manusia mengatasi sedikit banyak keterbatasan indera manusia sehingga pesan yang disampaikan menjadi jelas. Penggunaan media dapat mengurangi verbalitas karena media dapat mendorong anak untuk aktif berperan serta dalam proses belajar mengajar, sehingga informasi yang diterima oleh anak didik tidak hanya dari guru saja tetapi anak didik juga turut aktif mencari dan mendapatkan informasi pembelajaran tersebut.
b.      Memperdalam Pemahaman Anak Didik terhadap Materi Pelajaran
Dengan penggunaa media dalam belajar akan ada kejelasan informasi/pesan tentang materi pelajaran yang diterima anak didik. Di samping itu, melalui media peran aktif anak didik dapat digerakkan untuk memperoleh pengetahuan tentang materi pelajaran, maka hal itu secara otomatis akan memperdalam pemahaman anak didik.
c.       Memperagakan Pengertian yang Abstrak kepada Pengertian yang Koonkret dan Jelas
Materi pembelajaran sering kali adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Hal yang abstrak ini tidak mudah dipahami terutama untuk anak usia dini. Oleh karena itu, media mampu menjadikan sesuatu yang bersifat abstrak dapat dipahami secara konkret dan jelas. Misalnya ketika mengajarkan makna kasih sayang, Tuhan, Malaikat, dan lain-lain.
d.      Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Daya Indera Manusia
Manusia memiliki keterbatasan indera untuk bisa memahami tentang seluk beluk lingkungan kehidupannya jika hanya mengandalkan daya inderanya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bantuan berbagai alat yaitu denagn menggunakan berbagai media. Hal ini sesuai dengan karakteristik media yaitu :
1)      Fixative property
Media mampu menangkap, menyimpan dan merekomendasikan suatu objek atau peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Misalnya footo/kamera, film, video, film bingkai, dll.
2)      Manipulative property
Media dapat mengubah objek, waktu dan peristiwa menjadi 3 hal: close up (objek yag terlalu kecil terlihat lebih besar:luv, mikroskop,dll), time lapsel high-speed photography (gerak yang terlalu lambat dapat lebih cepat:kamera), dan slow motion (gerak yang terlalu cepat dapat diperlambat:kamera), oobjek yang terlalu besar dapat diperkecil dengan miniatur, gambar, maket,dll
3)      Distributuve property
Media dapat menyajikan suatu peristiwa dalam radius yang luas seperti gunung berapi, iklim,dll sehingga divisualisasikan dalam bentuk film, dll.
e.       Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat akan Dapat Mengatasi Sikap Pasif Anak Didik
Dengan penggunaan media, anak diberi kesempatan untuk bereksperimen, dan bereksplorasi secara luas terhadap media tersebut. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :
1)      Menimbulkan kegairahan belajar
2)      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3)      Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
f.       Mengatasi Sifat Unik pada Setiap Anak Didik yang Diakibatkan oleh Lingkungan yang Berbeda
Setiap anak didik berasal dari lingkungan keluarga yang memiliki budaya, agama, tingkat pendidikan, dan sosial ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap anak didik memiliki keunika tersendiri dan berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar.
g.      Media Mampu Memberikan Variasi dalam Proses Belajar Mengajar
Dengan menggunakan media yang bervariasi, maka suasana pembelajaranpun akan bervariasi dan menarik bagi anak.
h.      Memberi Kesempatan pada Anak Didik untuk Mereview Pelajaran yang Diberikan
Dalam proses belajar-mengajar mungkin saja ada beberapa informasi yang terlewat oleh anak. Dengan melihat kembali media yang digunakan oleh guru dalam menerangkan, anak dapat merevisi kembali informasi pelajaran yang pernah diterimanya tersebut.
i.        Memperlancar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Dengan penggunaan media yang tepat, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakasanakan akan lebih efektif dan efisien. (http://utarirismi140192.blogspot.com/2012/11/media pembelajaran-anak-usia-dini-oleh.html di unduh tanggal 7 Oktober 2014).

3.      Gunting
       Dalam Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar hal 249 dituliskan “Gunting” kb 1 alat perkakas untuk memotong kain (rambut dan sebagainya) 2 menggunting kk memotong (memangkas dan sebagainya) dengan memakai gunting.
       Gunting berguna untuk melatih anak agar mampu menggunakan alat, dan melatih keterampilan  memotong objek gambar. Hal ini membantu perkembangan motorik, latihan keterampilan, sikap, dan apresiatif  bagi anak.  Keterampilan yang akan didapat oleh anak antara lain; keterampilan mengoperasikan alat gunting untuk memotong kertas, keterampilan memotong di tempat yang benar, kecermatan mana yang harus dipotong dan mana yang tidak boleh dipotong, dan ketahanan mengerjakan memotong dengan waktu yang relatif lama bagi anak. Sikap anak didapatkan melalui suka atau tidak suka  dengan hasil potongan yang telah ia lakukan untuk ditempatkan (dipasang pada tempat yang telah disediakan). Setelah ia potong sebelum dibubuhi lem ia coba pasang pas atau tidak, bagus atau tidak, salah atau benar.
       Dari beberapa hal yang telah ia lakukan tentu akan melatih sikap anak terhadap yang ia lakukan dan tata cara yang harus dijalankan. Apresiatif didapatkan dari penanaman sikap, keterampilan, pengalaman berkarya, pengetahuan dalam memadukan guntingan kertas, dan pewarnaan hasil karyanya.  Gambar yang akan digunting oleh anak sudah mempunyai batas yang telah dirancang oleh penggambar. Yaitu garis yang membatasi gambar atau kontur bidang. Kegiatan menggunting dapat dilakukan dengan cara menggunting di luar objek gambar yang diwarnai dengan jarak kira-kira 1 mm. Sehingga ruang warna tidak dikurangi dan tidak ada kelebihan kertas putih.
       Objek gambar yang diwarnai dengan media kering akan tidak banyak memiliki kesulitan pada waktu pengguntingan karena kertas tetap dalam keadaan kering sehingga langsung dapat dipotong dengan menggunakan gunting. Objek gambar yang diwarnai dengan media basah akan lebih sulit pemotongannya. Maka harus ditunggu sampai gambar tersebut sampai kering benar, karena kertas yang lembek akan gampang sobek bila digunting(http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/mewarnai/menggunting-menempel-3m-dan.html di unduh tanggal 5 Oktober 2014).

4.      Langkah-langkah Penggunaan Media Gunting
a.       Guru menyediakan peralatan gunting sesuai dengan jumlah anak
b.      Guru menyediakan lembaran kertas kosong sesuai dengan jumlah anak
c.       Guru menjelaskan kepada anak cara memegang gunting yang benar
d.      Guru memeriksa hasil pekerjaan anak dalam menggunting kertas
e.       Guru memperbaiki beberapa anak yang kurang mampu cara menggunting kertas yang baik dan benar
f.       Guru membagikan kertas berpola gambar yang sudah disiapkan  sebelumnya
g.      Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola gambar yang baik dan benar
h.      Anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola gambar seperti yang telah diperagakan guru
i.        Guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
j.        Guru memberikan penilaian hasil pekerjaaan anak

5.      Manfaat Media Pembelajaran
       Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
a.       Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.
b.      Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
c.       Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
d.      Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
e.       Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
f.       Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
g.      Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
h.      Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

B.     Perkembangan Motorik Halus
1.      Pengertian Perkembangan Motorik Halus
Menurut Nursalam (2005 hal. 45) perkembangan motorik halus adalah “kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga.”
Sedangkan menurut Moelichatoen (2004 hal.67) motorik halus adalah “merupakan kegiatan yang menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak”.
2.      Kemampuan Motorik Halus Anak TK
a.       Anak Usia 3-4 Tahun
1)      Menggunting kertas menjadi dua bagian
2)      Mencuci dan mengelap tangan sendiri
3)      Mengaduk cairan dengan sendok
4)      Menuang air dari teko
5)      Memegang garpu dengan cara menggenggam
6)      Membawa sesuatu dengan penjepit
7)      Apabila diberikan gambar kepala badan manusia yang belum lengkap, ia akan dapat menambahkan paling sedikit dua organ tubuh
8)      Membuka kancing dan melepas ikat pinggang
9)      Menggambar lingkaran namun bentuknya masih kasar.
b.      Anak Usia 4-5 Tahun
1)      Mengikat tali sepatu
2)      Memasukan surat ke dalam amplop
3)      Memoleskan selai di atas roti
4)      Membentuk berbagai objek dengan tanah liat
5)      Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju
6)      Memasukan benang ke dalam lubang jarum (Sujiono, 2007:1.15-1.16)
3.      Fungsi Perkembangan Motorik Halus
     Menurut Mudjito (2007 hal 89 ) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus yaitu :
a.       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.
b.      Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
c.       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
4.      Karakter Perkembangan Motorik Halus Anak
Karakter perkembangan motorik halus menurut  Walkay dalam Mudjito (2007) dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus yang paling utama adalah:
a.       Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi.
b.      Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna.
c.       Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata.
d.      Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung pensil.
5.      Faktor – Faktor Perkembangan Motorik Anak
Faktor-faktor yang membantu meningkatkan motorik anak yang dapat dilakukan oleh guru  TK adalah :
a.    Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.
b.    Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu keterampilan.
c.    Aktivitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk bermain dan bergembira sambil menggerakkan anggota tubuh.
d.   Aktivitas fisik anak dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuai dengan perkembangannya.
6.      Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak TK
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan gerakan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan pusat motorik di otak. Perkembangan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf  yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Seperti meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda, berdiri dengan satu kaki dan sebagainya. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, menggunting dan sebagainya.
Pengembangan motorik pada anak TK adalah merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Dalam mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas, menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental ( Sujiono, 2007: 1.14).
Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK sudah barang tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan perannya sebagai guru TK sehingga anak benar-benar dapat berkembang secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TANYA UT