CONTOH LAPORAN PKP PGSD/PAUD UT
Berbagai macam contoh laporan PKP UT bila membutuhkan bantuan bisa hub.081328711687
Kamis, 23 Juni 2022
Rabu, 23 September 2020
PERANGKAT PEMBELAJARAN SMT 1 dan 2 SD KELAS 1 - 6
BERISI ANTARA LAIN :
1. JURNAL HARIAN
2. KISI-KISI SOAL
3. PROTA
4. PROMES
5. SEBARAN KD
6. SILABUS
7. SOAL-SOAL
Sabtu, 22 Oktober 2016
JUDUL PKP PAUD
1. Peningkatan motorik halus menggunakan teknik mewarnai dengan jari di TK ... kelompok....tahun 2016
2. Peningkatan motorik halus dalam teknik menjiplak dengan pelepah pisang di kelompok.. TK...tahun 2016.
3. Penerapan Menggunting pola dalam meningkatkan motorik halus anak kelompok...TK...tahun 2016
4. Upaya meningkatkan kemampuan motorik halus melalui Teknik melukis dengan jari pada kelompok ... TK... tahun 2016
5. Peningakatan Motorik halus anak dengan meniru membuat garis pada kelompok...TK...tahun 2016
6. Penerapan teknik Melipat kertas sederhana untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada kelompok...TK...tahun 2016
7. Upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan Menganyam dengan kertas pada kelompok....TK.... tahun 2016
8. Upaya meningkatkan konsentrasi melalui kegiatan Meronce dengan manik-manik pada kelompok ...TK...tahun 2016
9. Penerapan kegiatan Mencocok dengan pola untuk meningkatakan motorik halus anak pada kelompok...TK...tahun 2016
10. Penerapan teknik Membuat bentuk dengan leggo dalam upaya peningkatan motorik anak pada kelompok...TK...tahun 2016
11. Upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal hujan pada kelompok...TK...tahun 2016
12. Upaya meningkatkan kemampuan kognitifdalam pencampuran warna pada kelompok...TK...tahun 2016
13. Penerapan Teknik bermain simbolik dalam upaya meningkatkan kognitif anak pada kelompok...TK...tahun 2016
14. Peningkatan kemampuankognitif anak melalui Menunjuk lambang huruf di lingkungan sekitar pada kelompok...TK...tahun 2016
15. Upaya meningkatkan kemampuan Membilang dengan menunjuk benda pada kelompok...TK...tahun 2016
16. Penerapan Teknik bercerita dalam meningkatkankemampuan berbahasa anak pada kelompok...TK...tahun 2016
17. Upaya meningkatakan kemampuan berbahasa anak melalui teknik Menceritakan pengalaman pada kelompok...TK...tahun 2016
18. Penerapan teknik Berani berpendapat untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak pada kelompok...TK...tahun 2016
19. Penerapan Taknik Bercerita media gambar seri sederhana dalam upaya peningkatan berbahasa anak pada kelompok...TK...tahun 2016
20. Peningkatan kemampuan keagamaan dalam menirukan gerakan solat pada kelompok...TK...tahun 2016
Minggu, 23 November 2014
Media dan Origami
A. Media Pembelajaran
1.
Pengertian Media
Istilah
media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”.
Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi.
Media
menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs
mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar
terjadi proses belajar (abynajwablogspot.com diunduh pada tanggal 7 Oktober
2014 ).
2.
Media dalam Pembelajaran di TK
Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup
luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode
yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan
menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian
menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang,dengar,
termasuk teknologi perangkat keras. ( http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-media-dan-jenis-media.html di unduh
tanggal 25 oktober 2014)
Oleh
karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam
suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting
sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.
Dari
pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
peserta didik.
B. Melipat Kertas
1. Sejarah
Origami
Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang
dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di
Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts’ai
Lun.
Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain
berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami
yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan
kotak. Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh
orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanitaSuiko (zaman
Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang
berasal dari Goguryeo (semenanjung
Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.
Kemudian seni ini berkembang mula-mula pada zaman Muromachi (1333-1568) dan
kemudian pada zaman Edo (1603–1868). Karena harganya yang sangat mahal pada
masa itu, penggunaannya terbatas hanya pada kegiatan-kegiatan seremonial
seperti untuk Noshi.
Terpisah dari itu, berkembang pula kesenian melipat kertas di
Eropa, yang disebarkan dari Mesir dan Mesopotamia ke Spanyol pada abad ke-16
dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa barat. Sebuah karya origami tradisional
berbentuk bangau. Untuk waktu yang lama, model-model yang dikenal hanya
terbatas pada model-model tradisional seperti bangau di Jepang dan pajarita di
Spanyol. Akira Yoshizawa(1911–2005) membuat inovasi dengan menciptakan
model-model baru yang kemudian membawa perubahan besar dalam perkembangan origami. Beliau
menciptakan sebuah sistem penggambaran sistemastis (yang disebut diagram))
untuk menunjukkan langkah-langkah pelipatan suatu model yang dapat
disebarluaskan dan dipahami oleh banyak pihak. Sistem ini adalah dasar dari
Sistem Yoshizawa-Randlettyang
sekarang lazim digunakan untuk instruksi lipat model origami.
Origami pun
menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas
lokal Jepang yang disebut Washi. Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah
sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Dibandingkan
kertas produksi mesin, serat dalam washi lebih panjang sehingga washi bisa
dibuat lebih tipis, namun tahan lama, tidak cepat lusuh atau sobek. Origami merupakan
kesenian tradisional dari Jepang.
Produksi washi sering
tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang,
washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga
digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha,
bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan
pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu
dorong. Di Jepang, washi juga
merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yang terkenal kuat dan tidak
mudah lusuh (http://nikicrystall.wordpress.com/mengenal-seni-melipat-kertas-jepang-atau-origami-kajian-dalam-perspektif-budaya/di
di unduh pada tanggal 30 Septemper 2014).
2. Paperfolder
Orang yang membuat origami disebut sebagai paperfolder (pelipat kertas). Kumpulan
paperfolder berasal dari berbagai kumpulan orang-orang dengan latar belakang
yang sangat berbeda seperti seniman, ilmuwan, atau juga para pecinta seperti
ibu-ibu/orang dewasa, anak-anak dan remaja, bahkan para pendidik hingga ahli
terapi.
3. Bahan
Origami
Bahan dasar origami adalah kertas dan memang asal origami itu
sendiri memang dari satu lembar kertas saja. Bahan dasar pembuatan origami
sangat mudah diperoleh. Hal ini menjadikan origami sebagai seni yang dapat di
akses oleh semua kalangan.
Beberapa karakteristik kertas yang digunakan untuk origami, antara
lain : tipis, kuat, tidak mudah robek, dan tidak sulit untuk dilipat. Kertas
origami sebaiknya tidak terlalu tipis dan tidak terlalu lentur seperti kertas
tissue, jug tidak terlalu tebal seperti kertas karton.
4. Model
Origami
Origami terdiri atas dua jenis model yaitu model tradisional
dan model orisinal. Model tradisional merupakan model yang umun/popular dan
biasanya tidak dikenal lagi siapa yang mendesain pertama kalinya, dan jumlahnya
sangat banyak. Sementara model orisinal, merupakan karya-karya kontemporer
buatan para pelipat kertas dan dicantumkan namanya sebagai hak cipta.
Model tradisional diajarkan turun-temurun secara lisan sesuai
dengan ingatan dan pengalaman. Perkembangan model-model baru yang kompleks dan
beragam, disajikan dalam bentuk set diagram yang bertujuan untuk memberi
petunjuk, instruksi selangkah demi selangkah. Bentuk dan metode melipat disebut
sebagai desain origami. Beberapa seniman origami menuangkan desainnya dalam
bentuk diagram setelah model origaminya selesai. Jadi ide, gagasan, lalu desain
hingga model sudah jadi lebih dulu, sedangkan satu set diagramnya dibuat
belakangan.
5. Teknik
Origami
Teknik dasar origami adalah melipat. Lipatan yang paling
sederhana adalah lipatan valley
(lembah), dimana sepotong kertas rata dilipat dengan ciri jika lipatan
dikembalikan lagi garis lipatan akan membentuk suatu sungai/lembah. Lipatan
dasar lainnya adalah lipatan mountain (gunung),
dimana jika kertas dikembalikan lagi akan membentuk suatu bubungan yang
terangkat atau bentukan gunung. Kedua lipatn ini berkebalikan yang menjadi
dasar yang kompleks.
6. Manfaat
Origami
Beberapa orang yang tergabung dalam kumpulan pecinta origami
menggunakan origami sebagai jalan untuk mengekspresikan kreatifitasnya. Para
ilmuwan, arsitek-arsitek, dan matematikawan mengeksplorasi geometri origami
untuk keindahannya tersendiri dan aplikasi-aplikasi lainnya dalam bidang
mereka. Para pecinta dari kalangan usia dewasa memanfaatkan origami untuk
hobby, mengisi waktu luang, keindahan dan lain sebagainya.
Para pendidik menggunakan origami untuk membantu murid-murid
mereka belajar. Sementara para ahli terapi menggunakan origami sebagai suatu
alat untuk membantu pasien dalam memulihkan (recovery) dari penyakit. Bahkan origami sebagai sarana untuk
memepelajari matematika seperti teori angka, kalkulus, analisis masalah,
trigonometri, dan aljabar abstrak.
7. Origami
untuk Anak Usia Dini
Origami untuk anak-anak merupakan bentuk aktifitas yang
sangat menyenangkan. Keberhasilan melipat kertas terpancar dalam ekspresi anak
saat mampu menyelesaikan lipatannya. Tidak hanya rasa senang yang didapatkan
dari bermain origami namun juga penyaluran kreatifitas dan imajinasi anak, dan
yang terpenting adalah ketarampilan dalam mengontrol dan melatih motorik halus.
Belajar untuk tetap konsentrasi dan fokus dalam mengikuti langkah-langkah
pembuatan suatu model origami adalah bentuk belajar sambil bermain. Semua hal
tersebut diatas sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan anak memasuki usia
sekolah.
Untuk anak usia dini bentuk lipatan masih berupa bentuk objek
yang sederhana. Anak-anak belum dapat mengikuti tahapan lipatan yang kompleks.
Belajar melipat pada anak dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
a.
Usia 2-3 tahun anak melipat kertas sembarang
b.
Usia 3-4 tahun anak melipat kertas dengan
berbagai bentuk tetapi tidak teratur
c.
Usia 4-5 tahun anak melipat kertas lebih dari
satu lipatan
d.
Usia 5-6 tahun anak melipat kertas menjadi suatu
bentuk origami
Penilaian
ditekankan pada proses daripada produk. Hasil evaluasinya sebaiknya tidak hanya
dinilai dari karya anak namun lebih kepada uasah anak untuk menghasilkan
karyanya.
Kesalahan yang
lain adalah cara pendidik mengajarkan melipat tersebut. Anak tidak mau melipat
kertas karena cara pendidik yang mengajarkan dengan media yang kurang menarik.
Bagi guru kegiatan melipat kertas dapat sekaligus digunakan sebagai media
pembelajaran terpadu. Mengawali kegiatan dengan bercerita adalah awalan yang
baik sebelum mengajak anak berkreasi melipat kertas.
Pemberian reinforcement pada saat anak sedang
mengerjakan sampai selesai adalah hal yang sangat penting dan berpengaruh pada
anak. Kebanyakan anak dalam proses melipat tidak mampu melakukannya dengan
sempurna. Hal itu tidak menjadi masalah karena konsep mengajarkan seni untuk
anak bukan berpatokan pada hasil yang diharapkan tapi lebih pada proses.
Peningkatan motorik halus melalui kegiatan menggunting
A. Media Pembelajaran
1.
Pengertian Media Pembelajaran Anak Usia Dini
Media
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah memiliki arti antara, perantara,atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatau yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian anak didik untuk tercapainya
tujuan pendidikan.
Ada beberapa batasan yanng dikemukakan oleh para
ahli tentang pengertian media, diantaranya :
1.
Fleming (1987)
Media adalah penyebab atau alat turut campur tengah
dalam dua pihak atau mendamaikannya.
2.
Heinich dan kawan-kawan (1982)
Mengemukakan istilah medium sebagai perantara
yang mengatur formasi antara sumberdan penerima, jadi televisi, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan0bahan cetakan dan
sejenisnya adalah medium.
3.
Hamidjojo dalam latuheru (1993)
Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manisa untuk menyampaikan atau
menyebarkan ide gagasan, atau pendapat sehingga ide atau pendapat yang
dikemukan kan itu sampai kepada merima yang dituju (http://utarirismi140192.blogspot.com/2012/11/media pembelajaran-anak-usia-dini-oleh.html di unduh tanggal 7 Oktober 2014).
Dari
berbagai pendapat tentang pengertian media, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikatif yang
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak
didik yanng bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan
perhatian anak didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.
Peran dan
Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Kembali kepada arti penting media dalam proses
belajar mengajar yang dapat mengantarkan kepada tujuan pendidikan, maka berikut
ini akan diuraikan berbagai peranan media dalam proses belajar mengajar
(Hamalik 1997, Sadiman, 2003).
a. Memperjelas Penyajian Pesan dan Mengurangi Verbalitas
Sesuai dengan karakteristik dari media, maka
penggunaan media dapat membantu manusia mengatasi sedikit banyak keterbatasan
indera manusia sehingga pesan yang disampaikan menjadi jelas. Penggunaan media
dapat mengurangi verbalitas karena media dapat mendorong anak untuk aktif
berperan serta dalam proses belajar mengajar, sehingga informasi yang diterima
oleh anak didik tidak hanya dari guru saja tetapi anak didik juga turut aktif
mencari dan mendapatkan informasi pembelajaran tersebut.
b. Memperdalam Pemahaman Anak Didik terhadap Materi Pelajaran
Dengan penggunaa media dalam belajar akan ada
kejelasan informasi/pesan tentang materi pelajaran yang diterima anak didik. Di
samping itu, melalui media peran aktif anak didik dapat digerakkan untuk
memperoleh pengetahuan tentang materi pelajaran, maka hal itu secara otomatis
akan memperdalam pemahaman anak didik.
c. Memperagakan Pengertian yang Abstrak kepada Pengertian yang Koonkret dan
Jelas
Materi pembelajaran sering kali adalah sesuatu
yang bersifat abstrak. Hal yang abstrak ini tidak mudah dipahami terutama untuk
anak usia dini. Oleh karena itu, media mampu menjadikan sesuatu yang bersifat
abstrak dapat dipahami secara konkret dan jelas. Misalnya ketika mengajarkan
makna kasih sayang, Tuhan, Malaikat, dan lain-lain.
d. Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Daya Indera Manusia
Manusia memiliki keterbatasan indera untuk bisa
memahami tentang seluk beluk lingkungan kehidupannya jika hanya mengandalkan
daya inderanya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bantuan berbagai alat
yaitu denagn menggunakan berbagai media. Hal ini sesuai dengan karakteristik
media yaitu :
1)
Fixative property
Media mampu menangkap, menyimpan dan
merekomendasikan suatu objek atau peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.
Misalnya footo/kamera, film, video, film bingkai, dll.
2) Manipulative property
Media dapat mengubah objek, waktu dan peristiwa
menjadi 3 hal: close up (objek yag
terlalu kecil terlihat lebih besar:luv, mikroskop,dll), time lapsel high-speed photography (gerak yang terlalu lambat dapat
lebih cepat:kamera), dan slow motion (gerak yang terlalu cepat dapat
diperlambat:kamera), oobjek yang terlalu besar dapat diperkecil dengan
miniatur, gambar, maket,dll
3) Distributuve property
Media dapat menyajikan suatu peristiwa dalam
radius yang luas seperti gunung berapi, iklim,dll sehingga divisualisasikan
dalam bentuk film, dll.
e. Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat akan Dapat Mengatasi Sikap Pasif
Anak Didik
Dengan penggunaan media, anak diberi kesempatan
untuk bereksperimen, dan bereksplorasi secara luas terhadap media tersebut.
Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :
1) Menimbulkan kegairahan belajar
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
f. Mengatasi Sifat Unik pada Setiap Anak Didik yang Diakibatkan oleh
Lingkungan yang Berbeda
Setiap anak didik berasal dari lingkungan
keluarga yang memiliki budaya, agama, tingkat pendidikan, dan sosial ekonomi
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap anak didik memiliki keunika
tersendiri dan berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar.
g. Media Mampu Memberikan Variasi dalam Proses Belajar Mengajar
Dengan menggunakan media yang bervariasi, maka
suasana pembelajaranpun akan bervariasi dan menarik bagi anak.
h. Memberi Kesempatan pada Anak Didik untuk Mereview Pelajaran yang Diberikan
Dalam proses belajar-mengajar mungkin saja ada
beberapa informasi yang terlewat oleh anak. Dengan melihat kembali media yang
digunakan oleh guru dalam menerangkan, anak dapat merevisi kembali informasi
pelajaran yang pernah diterimanya tersebut.
i.
Memperlancar Pelaksanaan
Kegiatan Belajar Mengajar
Dengan
penggunaan media yang tepat, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakasanakan akan lebih efektif dan efisien. (http://utarirismi140192.blogspot.com/2012/11/media
pembelajaran-anak-usia-dini-oleh.html di unduh tanggal 7 Oktober 2014).
3.
Gunting
Dalam Kamus
Bahasa Indonesia untuk
Pendidikan Dasar hal 249 dituliskan “Gunting” kb 1 alat perkakas untuk
memotong kain (rambut dan sebagainya) 2 menggunting kk memotong
(memangkas dan sebagainya) dengan memakai gunting.
Gunting
berguna untuk melatih anak agar mampu menggunakan alat, dan melatih
keterampilan memotong objek gambar. Hal ini
membantu perkembangan motorik, latihan keterampilan, sikap, dan apresiatif bagi anak. Keterampilan
yang akan didapat oleh anak antara lain; keterampilan mengoperasikan alat
gunting untuk memotong kertas, keterampilan memotong di tempat yang benar, kecermatan
mana yang harus dipotong dan mana yang tidak boleh dipotong, dan ketahanan
mengerjakan memotong dengan waktu yang relatif lama bagi anak. Sikap anak didapatkan melalui suka
atau tidak suka dengan hasil potongan
yang telah ia lakukan untuk ditempatkan (dipasang pada tempat yang telah
disediakan). Setelah ia potong sebelum dibubuhi lem ia coba pasang pas atau
tidak, bagus atau tidak, salah atau benar.
Dari
beberapa hal yang telah ia lakukan tentu akan melatih sikap anak terhadap yang
ia lakukan dan tata cara yang harus dijalankan. Apresiatif didapatkan dari
penanaman sikap, keterampilan, pengalaman berkarya, pengetahuan dalam memadukan
guntingan kertas, dan pewarnaan hasil karyanya.
Gambar yang akan digunting oleh anak sudah mempunyai batas yang telah
dirancang oleh penggambar. Yaitu garis yang membatasi gambar atau kontur
bidang. Kegiatan menggunting dapat dilakukan dengan cara menggunting di luar
objek gambar yang diwarnai dengan jarak kira-kira 1 mm. Sehingga ruang warna tidak dikurangi dan tidak ada
kelebihan kertas putih.
Objek gambar
yang diwarnai dengan media kering akan tidak banyak memiliki kesulitan pada
waktu pengguntingan karena kertas tetap dalam keadaan kering sehingga langsung
dapat dipotong dengan menggunakan gunting. Objek gambar yang diwarnai dengan
media basah akan lebih sulit pemotongannya. Maka harus ditunggu sampai gambar
tersebut sampai kering benar, karena kertas yang lembek akan gampang sobek bila digunting(http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/mewarnai/menggunting-menempel-3m-dan.html
di unduh tanggal 5 Oktober 2014).
4.
Langkah-langkah Penggunaan Media Gunting
a. Guru menyediakan peralatan gunting sesuai dengan
jumlah anak
b. Guru menyediakan lembaran kertas kosong sesuai
dengan jumlah anak
c. Guru menjelaskan kepada anak cara memegang
gunting yang benar
d. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak dalam
menggunting kertas
e. Guru memperbaiki beberapa anak yang kurang mampu
cara menggunting kertas yang baik dan benar
f. Guru membagikan kertas berpola gambar yang sudah
disiapkan sebelumnya
g. Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola
gambar yang baik dan benar
h. Anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola
gambar seperti yang telah diperagakan guru
i.
Guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
j.
Guru memberikan penilaian hasil pekerjaaan anak
5.
Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.
Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media
pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat
mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan
informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun
manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi
lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan
terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung
bicara satu arah.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan
belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga
seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara
berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran
dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila
dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami
pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan
dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan
saja
Media pembelajaran
dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang
guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu
terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar
Proses pembelajaran
menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan
dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi
peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada
aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,
pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
B. Perkembangan Motorik Halus
1.
Pengertian Perkembangan
Motorik Halus
Menurut Nursalam (2005 hal. 45)
perkembangan motorik halus adalah “kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan
melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot
kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga.”
Sedangkan menurut Moelichatoen (2004 hal.67) motorik halus adalah “merupakan kegiatan yang
menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak”.
2.
Kemampuan Motorik
Halus Anak TK
a. Anak Usia 3-4 Tahun
1)
Menggunting kertas menjadi
dua bagian
2) Mencuci dan mengelap tangan sendiri
3) Mengaduk cairan dengan sendok
4) Menuang air dari teko
5) Memegang garpu dengan cara menggenggam
6) Membawa sesuatu dengan penjepit
7) Apabila diberikan gambar kepala badan manusia yang belum lengkap, ia akan dapat
menambahkan paling sedikit dua organ tubuh
8) Membuka kancing dan melepas ikat pinggang
9)
Menggambar lingkaran
namun bentuknya masih kasar.
b.
Anak Usia 4-5 Tahun
1)
Mengikat tali sepatu
2) Memasukan surat ke dalam amplop
3) Memoleskan selai di atas roti
4) Membentuk berbagai objek dengan tanah liat
5) Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju
6) Memasukan benang ke dalam lubang jarum (Sujiono, 2007:1.15-1.16)
3.
Fungsi Perkembangan Motorik
Halus
Menurut
Mudjito (2007 hal 89 ) mencatat beberapa alasan
tentang fungsi perkembangan motorik halus yaitu :
a.
Melalui keterampilan motorik,
anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.
b.
Melalui keterampilan motorik,
anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
c.
Melalui keterampilan motorik,
anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
4.
Karakter Perkembangan Motorik Halus Anak
Karakter perkembangan motorik halus menurut Walkay dalam Mudjito
(2007) dapat disimpulkan bahwa keterampilan
motorik halus yang paling utama adalah:
a.
Pada saat anak usia 3 tahun,
kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi.
b.
Pada usia 4 tahun, koordinasi
motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya
sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna.
c.
Pada usia 5 tahun, koordinasi
motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak di
bawah koordinasi mata.
d.
Pada akhir masa kanak-kanak usia 6
tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk
menggunakan ujung pensil.
5.
Faktor – Faktor Perkembangan
Motorik Anak
Faktor-faktor yang
membantu meningkatkan motorik anak yang dapat dilakukan oleh guru TK adalah :
a. Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak melatih
keterampilan motoriknya.
b. Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai
suatu keterampilan.
c. Aktivitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk
bermain dan bergembira sambil menggerakkan anggota tubuh.
d. Aktivitas
fisik anak dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuai dengan
perkembangannya.
6.
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Anak TK
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat
dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan gerakan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan
motorik ini erat kaitannya dengan pusat motorik di otak. Perkembangan motorik
berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, setiap
gerakan yang dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol
otak, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas
fisik dan mental seseorang.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian,
yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar
adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Seperti meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda, berdiri dengan satu kaki
dan sebagainya. Gerakan motorik halus adalah
bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.
Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain
adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, menggunting dan sebagainya.
Pengembangan motorik pada anak TK adalah merupakan
proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak.
Dalam mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi
tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur
dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.
Semakin baiknya gerakan
motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas,
menyatukan dua lembar kertas, menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki
kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan
gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta
kematangan mental ( Sujiono, 2007: 1.14).
Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK
sudah barang tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat
menjalankan perannya sebagai guru TK sehingga anak benar-benar dapat berkembang
secara optimal.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
1. Peningkatan motorik halus menggunakan teknik mewarnai dengan jari di TK ... kelompok....tahun 2016 2. Peningkatan motorik halus dalam tek...
-
Konsentrasi 1. Pengertian Konsentrasi Slameto (2012: 86) mengemukakan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap s...
-
A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari...