Minggu, 23 November 2014

Konsentrasi melalui metode meronce



Konsentrasi
1.      Pengertian Konsentrasi 
Slameto (2012: 86) mengemukakan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampaikan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar jika seseorang mengalami kesulitan konsentrasi maka belajarnya akan sia-sia karena hanya akan membuang tenaga, waktu dan biaya. Seorang yang dapat belajar dengan baik adalah adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik dengan kata lain harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran.
Konsentrasi menurut Sardiman (2007:40) dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak ”perhatian” sekedarnya.
Konsentrasi menurut G. G. Neill Wright (dalam Gie, 1995: 138) adalah keterserapan dalam mata pelajaran yang seseorang sedang mempelajarinya sampai titik kebutaan dan ketulian terhadap semua hal lainnya (absorption in the subject one is studying to the point of blindness and deafness to all else). Banyak ahli keterampilan studi berpendapat bahwa pemusatan pikiran atau konsentrasi adalah suatu kebiasaan dan oleh karenanya dapat dilatih oleh setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin mencapainya.
Menurut Susanto (2006:46) konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan anak dikatakan berkonsentrasi pada pelajaran jika dia bisa memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Dengan berkonsentrasi, anak tidak mudah mengalihkan perhatian pada masalah lain di luar apa yang sedang dipelajari oleh anak tersebut (http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/7/jhptump-a-apriliamul-316-babii.pdf di unduh tanggal 7 Oktober 2014).
Dari pengertian konsentrasi di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi siswa adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian siswa pada suatu situasi belajar. Artinya tindakan atau pekerjaan yang siswa lakukan dilakukan secara sungguh-sungguh dengan memusatkan seluruh panca indra, penciuman, pendengaran, pengelihatan dan fikiran siswa.

2.      Faktor –faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi
Kemampuan dalam konsentrasi bukanlah suatu bakat yang diperoleh sejak lahir melainkan suatu kebiasaan yang terlatih. Konsentrasi adalah akibat dari perhatian yang ditimbulkan secara sadar oleh seseorang. Dengan melatih diri dan mengembangkan minat maka setiap orang dapat meningkatkan kemampuan konsentrasinya sehingga menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan ketika diperlukan. Sama halnya dengan kita melatih anak untuk berkonsentrasi terhadap pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak, semakin kita memberikan pelajaran yang menyenangkan bagi anak akan  lebih antusias dan lebih memperhatikan materi yang disampaikan. Berikut beberapa faktor dalam menghambat konsentrasi.
Menurut Hakim, (2002: 14-17) ada dua faktor gangguan dalam konsentrasi yaitu :
a.       Faktor internal
Yaitu faktor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang, secara garis besar faktor ini meliputi:
1)      Faktor Jasmani
Penyebab gangguan konsentrasi yang berasal dari kondisi jasmani yang tidak berada didalam kondisi normal atau sedang mengalami gangguan kesehatan: (1) mengantuk, (2) lapar dan haus, (3) gangguan panca indra, (4) gangguan pencernaan, (5) gangguan jantung,  (6) gangguan pernafasan, (7) ganguan kulit, (8) gangguan saraf dan otak, (9) tidak betah diam.
2)      Faktor Rohani
Merupakan faktor penyebab gangguaan konsentrasi yang berasal dari mental seseorang yang sedang mengalami berbagai macam gangguan, mulai gangguan mental ringan sampai pada gangguan mental berat. Beberapa gangguan mental dapat menghambat terjadinya konsentrasi pada diri seseorang yaitu: (1) tidak tenang dan tidak betah diam yang bersumber dari pembawaan, (2) ada kecenderungan mudah gugup dan grogi, (3) emosional, tidak sabar dan terburu-buru, (4) mudah tergoda pada sesuatu yang terlihat dan terdengar, (5) mudah cemas, (6) mudah grogi ditengah orang banyak, (7) tidak dapat mengendalikan khayalan, (8) tidak percaya diri yang menimbulkan rasa takut gagal, (9) sedang dihinggapi gangguan mental tertentu, seperti stress, trauma, frustasi, depresi, neurosis dan lainnya.
b.      Faktor eksternal
merupakan faktor penyebab gangguaan konsentrasi yang berasal dari luar diri seseorang, yaitu dari lingkungan disekitar orang tersebur berada. Faktor gangguan eksternal yang sering dialami adalah rasa tidak nyaman dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh seperti belajar, beribadah dan berkerja. Berikut contoh ganguan tersebut yaitu : (1) ruangan kerja yang terlalu sempit dan tidak menimbulkan rasa tidak leluasa dan tidak rileks, (2) ruangan yang tidak bersih, (3) tata letak barang yang tidak teratur yang menimbulkan kesan berantakan dan menimbulkan perasaan tidak menentu, (4) udara disekitar lingkungan kerja yang berpolusi dari debu yang berasal dari ruangan kerja yang tidak bersih atau berasal dari luar karena terlalu ramainya lalu lintas, (5) adanya aroma yang tidak sedap seperti bau busuk dari sampai atau WC yang jarang dibersihkan, (6) suhu udara yang terlalu panas, (7) hubungan yang kurang harmonis dengan oranr-orang yang berada disatu lingkungan yang sama, (8) tidak adanya kerja sama yang baik dengan antar karyawan terutama kerja sama anar bagian, (9) kepemimpinan yang kurang baik, (10) polusi udara yang berasal dari kendaraan bermotor, mesin, pekerja bangunan, dan suara bising, (11) gangguan pengelihatan yang bersumber dari lingkungan yang kotor, tata letak barang yang tidak teratur, serta tingkah laku seseorang yang tidak baik.
            Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulan bahwa konsentarsi bukanlah bakat atau bawaan sejak lahir, melainkan konsentarsi adalah suatu bentuk kebiasaan yang dilatih, dalam melakukan konsentarsi harus berusaha keras segenap perhatian panca indra dan fikirannya serta terfokus dalam satu objek, konsentrasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dan faktor itulah yang mempengruhi dalam konsentarsi seseorang.

3.   Manfaat Konsentrasi 
Rohani (2012: 24) berpendapat bahwa manfaat dalam konsentrasi antara lain :
a)         Membangkitkan anak untuk menaruh perhatian dalam pengajaran   dan menimbulkan daya konsentrasi.
Pada saat belajar, anak memperhatikan serta perhatiannya hanya tertuju pada hal yang sedang disampaikan oleh guru sehingga tetap fokus dan tetap berkonsentrasi.
b)      mengkoordinasi bahan pelajaran yang menjadi suatu problem yang mendorong anak selalu aktif dalam mengamati, menyelidiki, memecahkan, dan menentukan jalan penyelesaiannya sekaligus bertanggung jawab atas tugas yang di serahkan kepadanya.
c)      Memberikan struktur bahan pelajaran sehingga merupakan totalitas yang bermakna bagi peserta didik yang dapat di gunakan untuk menghadapi lingkungan tempat ia tinggal.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi sangatlah besar pengaruhmya terhadap belajar, jika seseorang mengalami kesulitan dalam belajar dan berkonsentrasi maka hanya akan membuang tenaga. supaya dapat berkonsentrasi dengan baik  harus dapat memfokuskan teanaga serta pikiranya hanya pada satu objek.
4.      Manfaat  konsentrasi dalam penelitian
Berikut beberapa manfaat konsentrasi dalam penelitian ini adalah :
a)      Membantu anak lebih mudah menerima pelajaran
Membantu mempermudah dalam menerima pelajaran dan menguasai materi  yang sudah disampaikan. Dapat dipastikan anak yang berkonsentrasi dalam belajar sebenarnya anak juga sedang aktif. Sehingga konsentrasi juga dapat dijadikan suatu tanda bahwa anak sedang aktif belajar.
b)   Menambah semangat dan motivasi bagi anak untuk lebih aktif
Konsentrasi atau fokus membantu anak semakin semangat dalam bermain, belajar dan beraktivitas baik didalam kelas ataupun diluar.
c)   Munculnya hal-hal yang positif  dan tidak mau menghayal
Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Pengembangan daya pikir yang dimulai sejak pendidikan anak usia dini akan sangat membantu dalam memperoleh pengalaman belajar.
d)  Suasana menjadi yang semakin kondusif.
Adanya konsentrasi dan perhatian, menjadikan suasana lebih tenang dan lebih nyaman dalam dan mempermudah anak dalam menerima pelajaran sebab pikiaran hanya fokus dan tertuju dengan satu hal yang sedang disampaikan
            Berdasarkan uraian diatas dapat tarik kesimpulan bahwa manfaat konsentrasi dalam penelitian ini adalah untuk memfokuskan perhatian anak dan membangkitkan minat bermain serta belajar, khususnya pada saat anak bermain membuat roncean anak memfokuskan fikiranya untuk dapat dijadikan  sebuah bentuk roncean, maka guru harus dapat mengelola pelajaran sedemikian rupa baik didalam atau diluar kelas agar anak fokus dan tetap memperhatikannya. 

B.          Meronce
1.      Pengertian meronce
Sumantri (2005: 151) mengemukakan bahwa meronce adalah kegiatan pengembangan motorik halus di TK, kegiatan menguntai dengan membuat untaian dari bahan-bahan yang berlubang disatukan dengan tali atau benang. Memasukan benang atau tali kelubang-lubangnya dibantu dengan jarum atau tidak. Kegiatan meronce ditujukan untuk melatih koordinasi mata dan tangan pada anak. Untuk memperoleh hasil roncean yang menarik perlu trampil dan kreatif terampil melakukan roncean dengan lancar tanpa mendapat luka atau sakit jari. Jarum dan bahan dapat digunakan yang terdapat dilingkungan sekitar rumah atau sekolah kreatif dalam mengkombinasikan susunan roncean, garis menurut bentuknya.
Sedangkan pendapat lain dari Pamadi, (2008: 9.4-9.5) Meronce adalah menata dengan bantuan mengikat komponen dengan seutas tali dengan teknik ini seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama dibanding dengan benda yang ditata tanpa ikatan, meronce menata memperhatikan bentuk, warna dan ukuran, seperti halnya irama musik yang mempunyai tingkat rendah serta keras, lunak, halus kasarnya nada dan suara, jika musik mengunakan instrument untuk menyatakan tinggi dan  rendahnya suara maka meronce akan memerlukan keterampilan sejenis itu. Meronce tidak hanya menyusun dan menata bentuk melainkan menata dengan irama.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meronce merupakan kegiatan menyusun benda-benda dengan menggunkan seutas tali atau yang lain,serta dapat divariasikan sesuai keinginan untuk menciptakan ide baru untuk meningkatkan seni, kreativitas dan keterampilan dalam menggunkan tangan.

2.      Tujuan  Meronce
Adapun tujuan meronce menurut Pamadhi (2008: 9.11-9.13) yaitu :
a)      Permainan
Merangkai maupun meronce berfungsi sebagai alat bermain anak, benda-benda yang akan dirangkai tidak ditujukan untuk kebutuhan tertentu melainkan untuk latihan memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan.
b)      Kreasi dan komposisi
Kemungkinan benda atau komponen lain dapat diminta guru kepada anak untuk menyusun ala kadarnya. Benda-benda tersebut dikumpulkan dari lingkungan sekitar, seperti : papan bekas, atau kotak sabun serta yang lain dibayangkan sebagai bangun yang megah. Anak sengaja hanya bermain imajinasi saja, sehingga tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi atau bayangan anak tentang intruksi suatu bangun.
c)      Gubahan atau inovasi
Merangkai dan meronce dapat ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara mengubah fungsi lama menjadi fungsi baru.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa meronce dapat memberikan ksempatan anak dalam berkarya juga dapat difariasikan dan dibentuk menurut keinginan sehingga anak tertarik dan terlatih untuk menciptakan ide baru, dengan kegiatan meronce anak akan merasakan dan mendapatkan pengalaman langsung serta terampil untuk melakukan kegiatan yang menggunkan kemampuan motorik halus dan lainnya.

3.     Tujuan meronce dalam penelitian
Adapun tujuan meronce dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a)      Meningkatkan kreativitas
Meronce yang juga memancing kreativitas. Salah satunya yang menyediakan pilihan, baik warna, bentuk dan karakter dan lainya.
b)      Melatih motorik halus
Saat melakukan kegiatan meronce anak harus dapat memasukan bahan roncean kedalam tali atau benang. Sebagian anak mungkin agak kesulitan melakukannya karena butuh gerakan-gerakan halus dari jari-jemarinya latihan melalui permainan ini secara langsung menstimulasi kemampuan motorik halusnya. Jari-jemarinya akan siap untuk diajak belajar menulis. Kemampuan motorik halus yang baik sangat penting karena berpengaruh terhadap aktivitas anak sehari-hari.
c)    Melatih Konsentrasi
Butuh konsentrasi cukup tinggi bagi anak saat memasukan roncean tersebut, Lambat-laun kemampuan konsentrasinya akan semakin terasah. Pada saat berkonsentrasi memasukan roncean dengan lubang yang kecil kedalam tali atau sedotan, dibutuhkan pula koordinasi pergerakan tangan dan mata. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak dimasa yang sangat pesat.
d)     Mengenal Bentuk
Selain warna, beragam bentuk pun ada pada roncean yang akan dironce. Ada segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang. Pengenalan bentuk geometri dasar yang baik, kelak membuat anak lebih memahami lingkungannya dengan baik.
e)      Mengenal warna
Bahan roncean terdiri atas banyak sekali warna; merah, hijau, kuning, biru, dan lainnya. Anak dapat belajar mengenal warna agar wawasan dan kosakatanya bertambah.
f)       Melatih Memecahkan Masalah
Kegiatan meronce merupakan sebuah masalah yang harus diselesaikan anak. Tetapi bukan masalah sebenarnya, melainkan sebuah permainan yang harus dikerjakan anak. Masalah yang mengasyikkan yang membuat anak tanpa sadar sebenarnya sedang dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan memperkuat kemampuan anak untuk keluar dari permasalahan.
g)      Melatih ketekunan
Tak mudah menyelesaikan bentuk roncean dalam waktu cepat. Butuh ketekunan dan kesabaran saat mengerjakannya mengingat setiap bentuk berbeda dan lubang yang kecil dan dimasukan satu persatu per satu. Tak heran bila permainan ini dapat melatih ketekunan dan kesabaran anak.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan meronce dalam penelitian ini adalah mampu mengembangkan bakat serta konsentrasi, melatih motorik halus serta dapat mengasah ketrampilan anak dalam membntuk roncean untuk dijadikan seni yang menarik dan dapat dinikmati bagi anak ataupun guru. 
4.      Jenis-jenis meronce
Menurut Sumanto ( 2005: 159 ) ada bebrapa jenis meronce diantaranya yaitu :
a)      Meronce dari bahan alam
Roncean dapat diperoleh dari lingkungan alam sekitar secara langsung seperti, janur, bunga segar, buah-buahan, bunga kering, daun, kayu, ranting dan biji-bijian bahan alam membawa warna dan tekstur yang alami, bentuk yang bagus dan hampir seragam, mudah ditemui disekitar lingkungan.
b)      Meronce dari bahan buatan
Bahan buatan yaitu bahan yang diolah dari bahan yang telah ada atau hasil produk buatan manusia baik berbentuk bahan jadi, setengan jadi atau bahan bekas seperti, monte, manik-manik, pita sintesis, kertas berwarna, sedotan minuman, dan plastik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bahan yang baik yaitu bahan yang mudah didapat, dan menarik untuk anak, dengan kemudahan itu akan lebih mudah membuat berbagai bentuk  roncean sesuai dengan kemampuan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TANYA UT