A. Kemampuan
Mengenal Angka
1.
Pengertian
Kemampuan
Kemampuan adalah perpaduan antara
teori dan pengalaman yang diperoleh dalam praktek di lapangan, termasuk
peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka peningkatan
produktivitas kerja (Tadkirotun,
2012).
Menurut Asmani (1996:102), bahwa
kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya totalitas kemampuan dari seseorang individu
pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual
dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk menjalankan
kegiatan mental. Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan
bakat-bakat sejenis.
Kemampuan adalah sifat lahir dan
dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya. Adapun
apa yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi pekerjaannya menurut
Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada empat kemampuan (kualitas atau
skills) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya
sebagai berikut:
a.
Keterampilan
teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik suatu
bidang khusus.
b.
Keterampilan
manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain,
memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
c.
Keterampilan
konseptual, adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan memadukan
semua kepentingan serta kegiatan organisasi.
Menurut Atmosudirdjo (1998:37),
kemampuan adalah sebagai sesuatu hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu
dalam suatu organisasi. Kemampuan tersebut terdiri atas tiga jenis kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial,
kemampuan teknik dan kemampuan manajerial.
Konsep kemampuan dalam kepustakaan
dikenal dua terminology yang memiliki makna yang sama, yaitu ada yang memakai
istilah abilities dan istilah skills. Dengan mengacu pada pendapat di atas,
juga membedakan jenis keterampilan/kecakapan yang terdiri atas
keterampilan/kecakapan kemanusiaan (human
skills), keterampilan/kecakapan administrasi (administrative skills), dan keterampilan/kecakapan teknik (technical skills) (Kayvan, Umy.2009 hala. 77).
Menurut Iskandar (2011 hal. 65), kemampuan
atau skill adalah berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan
tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan
sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan
dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan ditujukan kepada sifat atau keadaan
seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang
ada.
2.
Pengertian Angka
Menurut Tadkirotun (2012, hal. 35) angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang
merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan
10, dapat ditulis dengan dua buah angka (double
digits) yaitu angka 1 dan angka 10). Bilangan banyak ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Namun demikian, bilangan yang ditemui anak-anak
sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda.
Seperti yang
dikemukakan oleh Fatimah (2011:14) anak-anak akan belajar membedakan arti
bilangan berdasarkan penggunaan yaitu:
1)
Bilangan kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran
benda dalam sebuah kelompok.
2) Bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh
juara kesatu, dering telepon, ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan April, dan
lain-lain.
3)
Bilangan nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor
rumah, kode pos, nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll. Bilangan
memiliki beberapa bentuk/ tampilan (representasi) yang saling berkaitan
diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, simbol (angka atau kata).
Nurlaela, (2009:16) mengemukakan bahwa tampilan bilangan yang satu dengan
tampilan bilangan yang lainnya memahami hubungan antar tampilan bilangan dapat
diartikan sebagai contohnya setalah anak mendengarkan soal (tampilan bahasa
lisan), anak bisa menunjukkan dengan media balok (tampilan model/benda mainan),
menggambarkannya (tampilan gambar), lalu anak menulis jawaban pada kertas
(simbol tertulis angka atau kata). Setiap bilangan yang dilambangkan dalam
bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep abstrak.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Marhijanto (2008:30) bahwa bilangan
adalah banyaknya benda, Jumlah, satuan system matematika yang dapat diunitkan
dan bersifat abstrak. Konsep abstrak iini merupakan hal yang sulit untuk anak
Taman Kanak kanak memahami secara langsung. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa
konsep bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk dipahami oleh
anak usia dini dan Taman
Kanak-kanak dimana pemikiran anak Taman Kanak-kanak berdasarkan pada pengalaman
kongkret. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak anak Taman
Kanak-kanak tidak dilakuakn dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan
secra bertahap dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang
kongkrit untuk membantu proses pembalajaran mengenal bilangan.
Wardani IGAK (2008:27) mengungkapkan
bilangan merupakan suatu konsep tentang bilangan yang terdapat
unsure-unsur penting seperti nama, urutan, bilangan dan Jumlah. Indikator yang
berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu:
a)
Counting (berhitung),
b) One-to-one
correspondence (koresponden satu-satu),
c) Quality (kuantitas),
d) Comparison (perbandingan)
e)
Recognizing and writing numeral (mengenal dan menulis angka).
Anak memiliki kemampuan counting
(berhitung) sebelum berusia 3 tahun bahwa anak mampu menyebutkan urutan
bilangan, misalnya satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya. Untuk bisa berhitung
anak-anak memulai berhitung dari 1 sampai 9 setelah itu 10 dan seterusnya yaitu
bilangan yang terdiri dari 2 angka, misalnya anak mampu menyebutkan bilangan
“sebelas” bukan menyebutkan “sepuluh satu” dan sebagainya (http://jun212w.blogspot.com/
di unduh tanggal 4 Oktober 2014).
B. Media
1.
Pengertian
Media
Kata media
berasal dari bahasa Latin “Medius” yang
berarti tengah, perantara, dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan
ssebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima
pesan. Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat bantu apa saja yang
dapatg dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Menurut Purnawati dan Eldarni
(2001:4), media merupakan
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu informasi sehingga dapat
merangsang fikiran, persaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi proses
belajar. Istilah media dalam bidang
pembelajaran disebut juga media pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya
dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak untuk
merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
2.
Jenis-jenis
Media
Berdasarkan
pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar, secara umum media itu
banyak, ada media elektronik, media gambar dan lain sebagainya. Media yang
dibahas pada penelitian ini merupakan jenis media yang
secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini. Jenis-jenis media yang
digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya
adalah:
a.
Media
Serutan Kayu
b.
Media gambar
c.
Media Kartu
Angka (Nurani, 2012 hal. 44).
3.
Manfaat Media
Menurut
pendapat yang dikemukakan (Tim PKP PG PAUD.2008 hal. 27) tentang
manfaat media pengajaran dalam proses belajar anak, sebagai berikut:
1)
Pengajaran akan
lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
C. Kartu Angka
1.
Pengertian
Kartu Angka
Kartu angka atau alat peraga kartu
adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru
dalam mengajar yang berupa kartu dengan bertuliskan angka sesuai dengan tema
yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah alat bantu bagi anak untuk mengingat
pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat menimbulkan kesan di hati sehingga
anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan ingatan anak akan alat
peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang disampaikan guru. Semakin
kecil anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat
peraga) yang dapat disentuh, dilihat, dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012 hal 56).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif,
misalnya: Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang
tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan
kata-kata saja. Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang
diceritakan. Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan
sebuah kota, bangunan, dan sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada
diceritakan secara lisan saja (Nurani,
2012).
2.
Langkah-Langkah Penerapan
Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun
(2012, hal. 43) kartu angka merupakan
fasilitas penting dalam pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk
meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif
memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun
fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah sangat minim, tetapi bila
penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak aktif, maka efektifitas
pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah penerapan penggunaan kartu
angka dalam pembelajaran yaitu:
ü
Contoh
penerapan untuk anak kelompok A
1)
Permainan
angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi sejumlah
gambar dan satu sisi bertulis angka.
2) Anak menghitung jumlah gambar pada kartu
3) Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga
terlihat angka.
4)
Guru
memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia menghitungnya. Setelah
itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.
ü
Contoh
penerapan untuk anak kelompok B
1)
Kartu huruf
dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis angka, satu
sisi bertulis huruf
2) Mula-mula anak membaca angka
3) Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.
4) Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak
membaca sisi hurufnya terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar